Kamis, 24 Juni 2010

Resolusi Tahun Baru


“Semoga lebih baik dari tahun sebelumnya”, harapan ini seringali diucapkan pada saat tahun baru tiba. Jika dipikir-pikir hampir setiap pergantian tahun harapan tersebut selalu terdengar. Bisa dibilang harapan tersebut hanya kata-kata kiasan, tanpa ada perbaikan diri. Selain itu, ada juga yang membangun resolusi-resolusi baru di tahun yang baru. Ada juga yang merayakan tahun baru dengan pesta seperti, pesta kembang api, pesta barbeque, pesta terompet, dan lain-lain. Itu semua tergantung dari sisi mana kita memandangnya, karena tahun baru bisa berarti sebuah titik pendorong kita untuk melakuan perubahan. Namun, jika dilihat dari berbagai realita di atas apakah cara seseorang salah untuk membuat resolusi di tahun yang baru, tanpa adanya perubahan diri? Menurut Profesor Richard Wiseman dari Universitas Hertfordshire di Inggris, mengungkapkan bahwa kurang dari seperempat orang Inggris bisa mencapai resolusi Tahun Baru mereka pada 2010. Hal itu, kata dia, karena mereka mengambil jalan yang salah. Dia mempelajari 700 relawan yang membuat serangkaian resolusi yang berbeda, termasuk berhenti merokok, kehilangan berat badan, memulai hubungan, atau mendapatkan kualifikasi yang baru. Berdasarkan temuan Wiseman, sebagaimana dilansir Telegraph, Selasa, hanya 22 persen partisipan yang berhasil mencapa i tujuan mereka atau mendeskripsikan kemajuan mereka dengan "sangat sukses". Mengapa begitu banyak yang gagal? Kata Wiseman, karena mereka mengambil pendekatan yang salah dan menjadi kacau oleh buku-buku tolong-diri-sendiri (self-help books) yang mereka baca. Ia membandingkan teknik mereka yang sukses mencapai resolusinya dengan mereka yang gagal. Kemudian, dia membuat daftar tips untuk tetap on track ketika seseorang ingin membuat perubahan dalam hidup. Menurut dia, orang-orang yang gagal cenderung larut dalam "hal-hal buruk" yang akan terjadi sekiranya mereka tidak mencapai tujuan. Mereka biasanya membuang kesempatan di sekitar mereka, mengadopsi tokoh idola, berfantasi akan kesuksesan, dan bergantung pada kekuasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar