Kasih Menutupi Segalanya
Dalam
sebuah keluarga hiduplah sepasang suami istri dikaruniai seorang anak yang
sangat lucu. Sepasang suami istri ini sangat menyayangi anak mereka yang
bernama Kevin. Meski hidup secara sederhana, namun rasa kasih sayang di antara
suami istri tersebut melengkapi keutuhan keluarga kecil ini. Namun kebahagiaan
mereka tidak berangsur lama. Saat Kevin berusia 2,5 tahun ia mengalami kecelakaan,
Kevin terjatuh dari kereta bayinya. Ia mengalami patah pada kedua kakinya,
bahkan otaknya tidak normal seperti kondisi anak-anak lainnya. Kevin lucu
berubah menjadi anak yang pendiam dan hanya bisa mengandalkan bantuan dari
orang lain.
15
tahun pun berlalu, kehidupan seorang Kevin hanya dihabiskan di atas kursi roda
miliknya. Kegiatan sehari-harinya pun dibantu oleh kedua orangtuanya, mulai
dari mandi, makan, berpakaian, dan lain-lain. Keteguhan hati suami istri
tersebut tidak pernah hilang. Mereka dengan penuh cinta merawat anak semata
wayangnya. Meski memiliki kekurangan, Kevin tidak pernah kehilangan semangat.
Suatu ketika saat ia menonton TV bersama sang ayah, ia menunjuk ke arah TV.
“Ada
apa vin?” tumben kamu enggak tenang gini nonton TVnya” ujar ayah bingung.
Melihat
sifat Kevin yang semakin berisik sambil menunjuk ke arah TV, maka ayahnya pun
mengerti.
“Ooohhh,,kamu
mau ikut lomba lari. Mau dapat pialanya ya, Nak? Tanya ayah tersenyum.
Mendengar
omongan sang ayah, Kevin lalu diam dan tersenyum sumringah sambil bertepuk
tangan.
Meski
kedua kakinya tidak berfungsi lagi, Kevin tetap memiliki mimpi untuk dapat
merasakan yang namanya medali. Ia ingintahu bagaimana beratnya medali emas
tersebut melingkar lehernya.
Melihat
senyum indah yang terpancar dan semangat yang bergejolak dalam diri anaknya,
maka Rupert menyanggupi permintaan anaknya.
Mulai
esok pagi mereka mulai berlatih. Sang ayah berlari sambil mendorong kursi roda
si buah hati. Selain latihan lari mereka juga berlatih bersepada sambil membawa
kursi roda Kevin. Demikian tiap hari dilakukan oleh sang ayah. Ia tidak
menghiraukan keringat yang membasahi tubuh kekarnya. Demi kebahagiaan dan
kesenangan Kevin ia rela mengorbankan banyak keringat dan energi.
Tiba
saatnya pertandingan lari. Seluruh peserta sudah berkumpul di lapangan. Hanya
Kevin dan ayahnya lah yang mencuri perhatian orang banyak. Tidak ada rasa malu
sedikitpun menyelimuti hati sang ayah. Ia justru bangga memiliki anak seperti
Kevin.
Pesan moral: Kasih sayang orang tua kepada anaknya melebihi segala-galanya. Baik
ataupun buruk kondisi salah satu keluarga,tetaplah keluarga kita. Dengan kasih
sayang akan muncul kesabaran, keteguhan, dan salah satu yang tidak pernah
hilang adalah semangat untuk menjalani hari-hari kita.