Selasa, 30 Maret 2010

Menulis, Siapa Takut?

Menulis! Mungkin kata-kata ini sudah sering kita dengar. Dari bangku Taman Kanak-Kanak (TK) kita sudah diajarkan untuk mulai menulis. Sangat banyak orang yang mampu melakukan kegiatan ini. Karena apabila dilihat, kegiatan ini hanya bentuk dari penyusunan huruf semata. Namun, apakah kita sudah memahami lebih dalam mengenai pengertian dari menulis itu sendiri?

Menulis merupakan suatu tindak lanjut dari mengarang karena memiliki tujuan tertentu. Oleh sebab itu, menulis dan mengarang merupakan dua hal yang saling mendukung satu satu sama lain bila seorang ingin menerbitkan karangannya. Dalam menulis, seorang penulis dituntut untuk mampu mengarang.

Sebelum mengenal lebih jauh lagi, kita harus memahami apa itu mengarang? Mengarang merupakan sarana untuk menenangkan pikiran, mengembangkan logika (akal), merangkai gagasan, berlatih mengeluarkan pendapat secara sistematis dan logis, menimbang-nimbang, memadu aksi-aksi dengan cara berfantasi. Mengarang merupakan rangkaian kegiatan manusia yang menggabungkan pengetahuan, pengalaman, tenaga waktu, akal (kecerdasan berpikir) dan kekayaan batin.

Bagi seorang penulis pemula jangan takut untuk mulai berekspresi melalui tulisan, karena cara plagiat dapat dilakukan. Plagiat salah satu cara menyebutkan bahwa pikiran, pendapat, hasil karya orang lain seolah-olah karya kita/ tidak menyebut referensi dari kutipan pendapat orang lain. Bahkan, seorang penulis pemula dapat melakukan penelitian dari pengalaman kehidupan seseorang. Akan tetapi sangat dianjurkan untuk tidak sepenuhnya mengikuti plagiat. Karena, apabila hal ini dilakukan, tidak ada nilai originalitas dalam tulisan tersebut. cara plgiat hanya sebagai sampel dalam bentuk awal tulisan kita.

Di zaman intelektual ini sangat diperlukan wawasan yang sangat luas. Bahkan dunia kepenulisan itu sendiri dapat dijadikan sebagai suatu bisnis. Hal ini sangat cocok dilakukan oleh para mahasiswa. Mengapa demikian? Karena mahasiswa merupakan masa-masa pendidikan yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi dalam menyusun kaidah bahasa yang sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Selain itu, tingkatan mahasiswa sudah mampu untuk berpikir kritis dalam mengadapi berbagai realita yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Bahkan seorang Herman Holtz mengatakan “ memberikan ide untuk menjadi seorang penulis entrepreneur yaitu dengan cara membagi pasar penulisan untuk dua kategori. Kategori pertama adalah pasar perseorangan. Jangan remehkan bahwa orang-orang di sekeliling anda, mungkin mereka membutuhkan layanan untuk membuat surat, puisi, ucapan selamat, makalah, proposal. Kategori kedua yang termasuk skala besar adalah instansi, baik pemerintah maupun swasta”.

Sebelum melakukan penulisan ada baiknya kita melakukan empat hal terlebih dahulu, yaitu: yang pertema adalah lakukan riset mendalam pada subjek yang kita pilih. Buatlah jadwal untuk melakukan riset, termasuk jadwal bertemu dengan narasumber, berkunjung ke suatu tempat, dan mencari bahan referensi di perpustakaan.

Yang kedua ialah, ceklah buku-buku lain yang mungkin akan menjadi pesaing buku kita. Pertama, kita harus melakukan survey ke beberapa toko buku dan jika mampu, belilah buku pesaing tersebut. kedua, bandingkan keunggulan serta kelemahannya. Ketiga, ceklah sumber-sumber referensi yang ada dalam buku tersebut.

Yang ketiga yaitu, membuat beberapa alternative judul yang baik untuk naskah kita. Judul yang tentative dapat diperkaya dengan judul-judul alternative lainnya sehingga betul-betul ditemukan judul yang pas dengan karakter kita.

Yang keempat yaitu, temukanlah model penulisan kita. Apakah kita kan menulis buku standar, buku nonfiksi atau buku fiksi, buku populer, atau buku serius.

Ketika sedang menulis faktor utama yang sangat dibutuhkan adalah suatu tekad yang kaut untuk manjadi penulis disertai kerja keras, kesabaran, dan ketelatenan. Bakat adalah sifat dan kelebihan bawaan yang dimiliki oleh seseorang, yang begitu saja melekat pada pribadi seseorang. Bakat kadang tidak gampang untuk dibaca dan dirasakan. Daripada menebak dan menghitung-hitung apakah kita berbakat atau tidak, yang labih baik adalah kita membulatkan tekad saja untuk menjadi seseorang penulis.

Seorang penulis yang kreatif akan bisa menulis dalam segala situasi. Dia bisa menulis di kala susah. Dia bisa menulis di kala gelisah. Dia juga bisa menulis di kala gembira. Dia juga tetap bisa menulis di kala suasana hatinya campur aduk dengan berbagai situasi dan perasaan. Dalam segala situasi (batin) seorang penulis yang kreatif akan tetap bisa mencari ide dan mendapatkan inspirasi.

Kita tentu bisa menemukan sendiri apa karakter khas kita; apakah menulis dalam situasi ramai, sepi, mendengarkan musik atau apapun itu. Semua tergantung kita sendiri. Juga soal kapan waktunya; pagi hari, sore hari, malam hari. Temukanlah kecenderungan dan karakter kita sendiri. Karakter dan kecepatan seorang penulis tidak bisa dipaksakan. Kita sebaiknya menemukan karakter khas kita sendiri. Yang penting kita bisa membikin karya karya dan tulisan yang bagus dan berbobot. Menjaga mutu ulisan adalah pekerjaan yang berat. Tapi kita harus mengusahakannya.

Oleh karena itu, pekerjaan menulis tidak pernah mengenal kata “ telat ”. karena seorang yang sudah memiliki gelar tinggi sekalipun belum tentu memahami struktur penulisan yang baik dan benar. Semuanya kembali pada tekad dan kemauan dalam diri tiap individu. Seseorang yang dapat berpikir positif mengenai dirinya, maka ia akan melahirkan karya yang posotif pula. Jadi, mulailah menulis dan tuangkan segala ide yang kita punya ke dalam bentuk tulisan!!!

By : mery

Tidak ada komentar:

Posting Komentar