Rabu, 30 Juni 2010

kehidupan=dunia akting

Hidup di dunia ini seakan-akan seperti panggung sandiwara. perilaku manusia seperti bakat akting yang harus selalu diasah. Terkadang air mata membasahi pipi, mereka menangis kerena lika-liku kehidupan dan masalah yang sudah tak tahan untuk dibendung lagi. sesaat pula mereka tersenyum, karena keindahan dan kelucuan dalam hidup. beribu ekspresi dapat dilakukan oleh manusia. Ada ekspresi bodoh, ekspresi marah, ekspresi bloon, ekspresi menahan sabar. . .

Ada kalanya mereka mengalah untuk menang...
Ada kalanya mereka diam untuk mengalah...
Hidup ini seakan-akan seperti susunan puzzle,,
tak ada yang sanggup untuk menyusunnya. . .
Berkali-kali bongkar pasang untuk menyusunnya..

orang pertama sebagai peran utama dalam kehidupan..
orang kedua yang mendukung dan bersahabat dengan ia...
orang ketiga, sebagai pelaku sampingan...

ehmm,,,,
lucu dan unik juga kalau dipikir-pikir!!!

Selasa, 29 Juni 2010

Maaf tak bermaksud tuk menyakiti anda...
Tapi saya harus jujur mengatakannya...
Jangan merusak hubungan pertemanan baik yang sudah terjalin...
Lebih baik sakit dari awal, daripada di akhir yang lebih kejam...

Saya tak tega tuk melakukannya...
Biarkan semuanya berjalan normal seperti biasanya...
Seseorang yang baik sedang menunggu anda...

Pengalaman yang membuatku tuk beribu kali berpikir...
Saya menganggumi kelucuan anda...
Saya mengaggumi keluguan anda...
Tapi tak tega tuk menyakiti...

Biarkan semua kembali seperti dulu!!

Jumat, 25 Juni 2010

Tanaman Hias di Depok



Hingga saat ini, tingkat pengganguran di Indonesia semakin meningkat saja. Khususnya di kota-kota yang sedang mengalami pembangunan seperti, depok. Bahkan, untuk mengurangi tingkat pengangguran tersebut Pemkot Depok membangun pusat-pusat perbelanjaan, sebagai tempat mancari ekonomi masyarakat dengan cara berjualan. Hampir di setiap jalan dipenuhi oleh berbagai pusat perbelanjaan (mal). Tak heran, sudah banyak penebangan pohon secara liar demi mewujudkan pembangunan tesebut. Tanpa memikirkan keaadaan alam di masa-masa yang akan datang. Secara tidak langsung, penjual tanaman di kota Depok pun dapat membantu mengurangi polusi. Seseorang tidak mungkin melakukan penjualan, apabila tidak mengetahui sejarah barang yang akan dijualnya. Dengan demikian, seorang penjual tanaman harus mengetahui jenis tanaman apa yang akan dijual, melihat penjual tanaman yang masih sangat jarang? Seorang penjual tanaman, harus mengetahui latar belakang dari tanaman itu sendiri. Tanaman sebenarnya, sudah menjadi bahan yang sering diperdebatkan oleh para ahli. Tanaman dipercaya muncul sebagai organisme pertama di bumi mengawali sejarah munculnya mahluk hidup lainnya. Proses pembentukan tanaman diketahui terdiri dari empat fase. Cikal bakal tanaman berasal dari Green Algae yang muncul 475 tahun yang lalu dan hidup di lautan selama beberapa juta tahun. Fase setelah munculnya green Algae adalah penemuan tanamn lumut yang memiliki selubung steril di sekeliling gamet. Selubung ini membentuk gametangium seperti yang terlihat pada tanaman jenis Briophyta. Bentuk tanaman ini masih tidak jauh berbeda dengan tanaman pertama yang muncul di muka bumi. Empat ratus juta tahun yang lalu adalah fase evolusi tanaman yang memunculkan tanaman dengan saluran tempat lewatnya air dan mineral di dalam tubuh tanaman tersebut. Pada zaman ini, tanaman diketahui terseret hingga ke daratan sehingga harus mengadaptasi diri untuk memperoleh air dan mineral supaya dapat bertahan hidup. Jenis tanaman pada tahap evolusi ini adalah paku-pakuan. Di sepanjang jalan raya margonda merupakan tempat para penjual tanaman bersaing untuk mendapatkan pelanggan. Mulai dari tanaman hias, kembang berdaun hijau nan lebat, hingga rumput mini untuk di pekarangan rumah. Salah satu tanaman hias yang dijual adalah Suplir. Suplir, merupakan tanaman hias kuno, yang berarti masa jaya suplir, sekitar tahun 1980-an, dan sudah lama berlalu. Namun, hingga saat ini masih banyak orang yang tertarik merawat tanaman yang nama inggrisnya Maidenhair karena jenis daunnya yang merambat dan berwarna hijau “membuat adem” mata dan suasana. Akan tetapi, untuk merawat suplir tidaklah semudah yang dibayangkan. Sangat diperlukan keuletan, karena tanaman hias ini sangat rewel. Salah satu penyebab utama kegagalan dalam bertanam Suplir adalah pilihan media yang digunakan. Jika tidak tepat, maka pertumbuhan Suplir akan terhambat. Ini disebabkan karena akar suplir berupa akar serabut yang lembu. Akar lembut ini sangat peka terhadap kondisi yang terlalu asam, terlalu kering, atau lembab. Media tanam yang sangat baik untuk Suplir adalah tekturnya poros/remah dan warnanya kehitaman menyerupai kompos. Jika diukur dengan kertas lakmus dalam kondisi yang lembab, derajat keasamannya (PH) mencapai 6-7. Jika digenggam, media yang baik akan terasa empuk seperti busa dan jika dilepas akan mengembang seperti sebelum digenggam. Untuk menambah kesuburan, pada media ini dapat ditambahkan pupuk. Pupuk yang baik adalah pupuk kandang dari kotoran kelinci atau domba. Jika menggunakan pupuk kandang harus sudah disimpan selama lebih dari I bulan. Mengapa demikian? Supaya proses fermentasinya sudah benar-benar Sempurna. Selain itu, dapat juga ditambah tanah pegunungan, sekam padi (sebagai pengganti pasir, untuk memperoleh tekstur poros), dan kapur dolomite (untuk menaikkan PH). Media penanaman suplir, harus disesuaikan dengan kondisi lokasi penanaman. Untuk daerah yang tinggi tingkat penguapannya, disarankan untuk menambahkan tanah liat agak banyak pada komposisi media tanam. Ini karena, tanah liat lebih kuat mengikat air dan bisa mengurangi penguapan air berlebihan pada media tanam Suplir ini. Sedangkan, di daerah yang rendah penguapnnya, sebaiknya hindari menggunakan media yang mengandung tanh liat. Sebab, pemakaian tanah liat bisa menyebabkan media kelewat basah sehingga, ujung-ujungnya dapat membusuk. Sangat dianjurkan untuk meletakkan tanaman hidup di dalm rumah, karena dapat membantu membersihkan udara yang kita hirup, dan memberikan rasa damai. Kegunaan tanaman hidup di dalam rumah adalah menyaring udara, memperbaharui udara dalam ruangan dengan menyedot racun, fungsi estetika, mampu mengurangi tingkat stress, menjadikan rumah menjadi lebuh sejuk dan nyaman. Supaya tidak mengalami kerugian dalam usahanya ada baiknya, bagi seorang penjual tanaman ini sangat diperlukan promosi yang sangat besar. Beberapa contohnya adalah memasangkan iklan melalui blog (fasilitas internet), selain itu juga dapat memasangkan iklan di brosur bagikan ke rumah-rumah. Apabila cara ini terlalu rumit, dapat bekerja sama dengan pedagang eceran yang berjualan ke tiap rumah menggunakan gerobak. Oleh karena itu, apabila ingin berbisnis, jangan ragu untuk berbisnis tanaman karena dilihat pula dari manfaatnya yang memberi penghijauan bagi bumi kita ini. Seorang pebisnis harus berpikir panjang ke depan dan memikirkan hubungannya dengan lingkungan sekitar.

Budaya Baca di Indonesia


Negara yang berhasil adalah Negara yang masyarakatnya gemar membaca. Membaca berawal dari hobi seseorang. Intinya, harus ada kemauan yang kuat dalam diri seseorang untuk selalu membaca tiap harinya. Jika, kegiatan membaca sudah dilakukan tiap harinya, alhasil wawasan kita pun akan bertambah pula. Mungkin memang benar hingga saat ini di Indonesia masih sangat sedikit masyaraktnya yang gemar membaca. Hal ini dapat dilihat dari kebudayaan para remaja yang menghabiskan sebagian waktu mereka untuk bersenang-senang di luar, seperti kumpulan remaja yang hobi nongkrong, jalan-jalan ke mall, dan hanya kepuasan dunia sesaat. Mereka tidak berpikir panjang dampak dari malas membaca. Membaca sudah dilakukan sejak kita duduk di bangku Taman Kanak-Kanak bahkan hingga akhir hayat. Jika program membaca begitu penting untuk kemajuan suatu bangsa, seberapa besarkah masyarakat Indonesia yang gemar membaca hingga saat ini?

Hingga saat ini minat baca masyarakat Indonesia masih dapat dikatakan rendah. Ini dapat kita lihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2006. Bahwa masyarakat kita belum menjadidkan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton TV (85,9%), mendengarkan radio (40,3%), dan membaca Koran (23,5%).

Pada tahun 1992 International Association for Evantiluation of Eduacatuonal (IEA) melakukan riset tentang kemampuan membaca murid-murid Sekolah Dasar (SD) kelas IV 30 negara di dunia. Dari kesimpulan riset tersebut Indonesia menduduki urutan ke-29. Urutan tersebut menunjukan betapa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak SD.

Melihat realita yang seperti ini membuat miris nasib bangsa kedepannya. Jika, anak-anak SD sudah dilanda kemalasan untuk membaca bagaimana tingkatan-tingkatan di golongan atasnya. Kemalasan seeorang memang sangat sulit untuk dihilangkan, tapi malas tersebut dapat disiasati dengan berawal dari kesenangan salah satu contoh, membaca buku-buku yang berbau hiburan seperti, komik, cerpen, novel. Dari buku-buku bacaan tersebut kita akan terus membaca setiap serinya. Berawal dari bacaan ringan tersebut, kita mulai dengan bacaan-bacaan yang berpengetahuan. Pelan-pelan tetapi berbuah wawasan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) , bahwa penduduk Indonesia yang berumur di atas 15 tahun membaca koran pada minggu hanya 55,11%. Sedangkan yang membaca majalah atau tabloid hanya 29,22%, buku cerita 16,72%, buku pelajaran sekolah 44,28% dan yang membaca buku ilmu pengetahuan lainnya hanya 21,07%.

Pada dasarnya, program membaca di Indonesia tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Bab III pasal 4 ayat 5. Begitu pentingnya kegiatan membaca sehingga leluhur bangsa menciptakan ungkapan “membaca adalah kunci Ilmu, sedangkan gudang ilmu adalah buku”.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemampuan membaca anak-anak di Indonesia tergolong rendah. Pertama, kurangnya sarana dan prasarana. Salah satu contoh fasilitas perpustakaan yang masih sangat kurang dalam memberikan sajian buku-buku yang masih sedikit. Oleh karena itu sangat diperlukan buku-buku yang bermutu dalam perpustakaan untuk menarik minat baca si pembaca. Kedua, masih banyaknya keluarga di Indonesia yang belum mentradisikan kegiata membaca pada anak-anak. Padahal jika, mereka menginginkan anak-anak yang berwawasan luas harus selalu mengajak jalan-jalan ke toko buku, dibanding dengan jalan-jalan ke tempat hiburan. Orangtua juga biasanya hanya member uang harin untuk anak-anak mereka jajan, padahal akan lebih baik jika disarankan untuk membeli buku.

Pribadi awal seorang anak akan terbentuk di dalam didikan sebuah keluarga. Termasuk dengan gemar membaca. Ada baiknya jika, di dalam sebuah keluarga terdapat perpustakaan keluarga, dan menghabiskan waktu berkumpul di perpustaaan tersebut. Hal ini harus dimulai dari perilaku orang tua terlebih dahulu, ajarkan anak-anak untuk selalu menggunakan sedikit dari waktu mereka untuk membaca. Dalam buku Mustofa W Hasyim yang berjudul Make Everything Well, khusus babnya “Menciptakan Keluarga Sukses” ia menganjurkan agar setiap keluarga memiliki perpustakaan keluarga, sehingga perpustakaan bisa dijadikan tempat yang menyenangkan ketika berkumpul bersama istri dan anak-anak.

Hingga saat ini dunia perbukuan di Indonesia memang sedang berkembang. Jumlah buku yang diterbitkan semakin bertambah. Walaupun belum ada data mengenai jumlah buku baru yang terbit dalam setahun, namun mengacu kepada jumlah buku yang diterima jaringan toko buku besar seperti Gramedia dan Gunung Agung. Setidaknya Indonesia mampu menerbitkan 12.000 judul buku baru dalam setahun. Jumlah tersebut tidak termasuk buku yang cetak ulang dalam tahun yang sama. Dengan rata-rata tercetak untuk satu judulnya 3.000 eksemplar, maka setidaknya para penerbit Indonesia mampu mengahasilkan 36.000.000 eksemplar buku dalam setahun.

Secara jumlah ilustrasi tersebut kelihatnnya tergolong besar. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 250.000.000 orang, angka itu sangat memprihatinkan. Jika semua buku tersebut habis terserap pembaca, maka satu buku dikonsumsi oleh 6-7 orang dalam setahun. Celakanya perbandingan tersebut belum dianggap mewakili, karena pola distribusi buku di Indonesia yang kurang merata. Toko-toko buku yang sangat memadai terkonsentrasi pada kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, Semarang, dan lain-lain. Bahkan, jika memperhitungkan daya serap pasar, lebih dari 40% buku diserap oleh pembaca yang ada di wilayah Jabodetabek.

untuk membudayakan program baca di kalangan masyarakat Indonesia, maka Ikapi mengesahkan tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional. Cara ini ditunjukan untuk mendorong kalangan perbukuan, baik penulis, penerbit, editor, illustrator, desainer, distributor, toko buku, dan lain-lain untuk menyadarkan masyarakat Indonesia mengenai pentingnya buku bagi kehidupan. Jika buku sudah menjadi gaya hidup, masyarakat tidak lagi asing lagi unuk membaca buku.

Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat untuk memulai membaca buku. Membaca tidak mengenal usia. Karena wawasan seseorang akan dibawa hingg akhir hayat. Selain itu, jika buku sudah dianggap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup maka masyarakat tidak lagi menyikapi buku dengan kening berkerut, karena setiap lapisan masyarakat sudah mengerti bacaannya masing-masing. Apabila, masyarakat Indonesia sudah menganggap buku sebagai belahan jiwanya maka tidak perlu diragukan, masa depan bangsa akan terjamin dengan kegemaran baca yang dilakukan tiap individu.

Kamis, 24 Juni 2010

Resolusi Tahun Baru


“Semoga lebih baik dari tahun sebelumnya”, harapan ini seringali diucapkan pada saat tahun baru tiba. Jika dipikir-pikir hampir setiap pergantian tahun harapan tersebut selalu terdengar. Bisa dibilang harapan tersebut hanya kata-kata kiasan, tanpa ada perbaikan diri. Selain itu, ada juga yang membangun resolusi-resolusi baru di tahun yang baru. Ada juga yang merayakan tahun baru dengan pesta seperti, pesta kembang api, pesta barbeque, pesta terompet, dan lain-lain. Itu semua tergantung dari sisi mana kita memandangnya, karena tahun baru bisa berarti sebuah titik pendorong kita untuk melakuan perubahan. Namun, jika dilihat dari berbagai realita di atas apakah cara seseorang salah untuk membuat resolusi di tahun yang baru, tanpa adanya perubahan diri? Menurut Profesor Richard Wiseman dari Universitas Hertfordshire di Inggris, mengungkapkan bahwa kurang dari seperempat orang Inggris bisa mencapai resolusi Tahun Baru mereka pada 2010. Hal itu, kata dia, karena mereka mengambil jalan yang salah. Dia mempelajari 700 relawan yang membuat serangkaian resolusi yang berbeda, termasuk berhenti merokok, kehilangan berat badan, memulai hubungan, atau mendapatkan kualifikasi yang baru. Berdasarkan temuan Wiseman, sebagaimana dilansir Telegraph, Selasa, hanya 22 persen partisipan yang berhasil mencapa i tujuan mereka atau mendeskripsikan kemajuan mereka dengan "sangat sukses". Mengapa begitu banyak yang gagal? Kata Wiseman, karena mereka mengambil pendekatan yang salah dan menjadi kacau oleh buku-buku tolong-diri-sendiri (self-help books) yang mereka baca. Ia membandingkan teknik mereka yang sukses mencapai resolusinya dengan mereka yang gagal. Kemudian, dia membuat daftar tips untuk tetap on track ketika seseorang ingin membuat perubahan dalam hidup. Menurut dia, orang-orang yang gagal cenderung larut dalam "hal-hal buruk" yang akan terjadi sekiranya mereka tidak mencapai tujuan. Mereka biasanya membuang kesempatan di sekitar mereka, mengadopsi tokoh idola, berfantasi akan kesuksesan, dan bergantung pada kekuasaan.

Rabu, 09 Juni 2010

Jeritan Tuk Kembali

Pilihanku menghancurkan hidupku
Langkahku meninggalkan kesetiaan-Mu
Cintaku melupakan kebaikan-Mu
Hampirilah kesendirian ini

Kini penyesalan di depanku
Mataku membohongi perasaan ini
Tapi kau selalu ada untukku
Tak sedetik pun kau tinggalkanku

Cinta-Mu memuaskanku selalu
Kasih-Mu menutupi pelanggaranku
Kepakan sayap-Mu membuatku tenang
Belaian tnagan-Mu menitikan air mataku

Kau selalu ada untukku
Tak pantas rasanya ku memohon
Terlalu sering ku mendua dari-Mu
Maafkan kesalahanku Tuhan
Aku adalah debu yang hina
Tapi Kau ada mengangkat debu ini

Rabu, 02 Juni 2010

arrrgghhhkkk,,,,bagaikan disambar petir denger berita itu. dia enggak pernah mengerti arti sebuah ketulusan. semua pengorbanan yang sudah diberi tak ada artinya sama sekali. mungkin "manusia tak berhati" sangat cocok dengannya. tidak ada tiga prinsip yang dulu dijaga hilang begitu saja. kejujuran, pengertian, toleransi seakan tak ada artinya lagi. tak ada yang mengerti rasa sakit ini.

ku hanya dapat mendoakan dan mempercayai bahwa suatu saat karma berlaku untukmu!!!
apa yang kau lakukan itu pula yang akan kau tuai!!!