Rabu, 21 April 2010

Masalah Kecoa Di rumah

Hampir tiap rumah di Indonesia memiliki masalah dengan kecoa. Serangga ini, sering muncul di tiap sudut rumah, apalagi jika, keadaan rumah sangat kotor. Faktor lain yang menyebabkan banyaknya kecoa di dalam rumah adalah wilyah Indonesia yang terkenal dengan iklim tropis. Pada dasarnya, kecoa merupakan hewan yang telah menghuni bumi sejak 300 juta tahun silam. Sekitar 5.000 spesies tersebar di dunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, terdapat dua jenis kecoa yaitu kecoa amerika (Amerika cockroach) dan kecoa Jerman (German cockroach).

Kedua jenis kecoa ini mempunyai habitat yang berbeda-beda. Kecoa Amerika sering berada di dalam tempat yang lembab dan hangat. Jenis kecoa ini sering berada di luar rumah. Sedangkan, kecoa Jerman senang berada di dalam rumah terutama pada tempat yang lembab, gelap dan banyak makanan seperti dapur. Hingga saat ini, kecoa memang tidak menularkan penyakit kepada manusia seperti lalat. Akan tetapi, kecoa memiliki bau yang sangat cirri khas yang begitu menyengat. Hal ini, karena keberadaan kecoa yang senang di tempat lembab.

Tidak ada salahnya, kita membasmi keberadaan kecoa di rumah kita. Meski, ia tidak menyebabkan penyakit, akan tetapi ia memiliki bau yang sangat berciri khas. Berikut beberapa tips untuk membasmi kecoa secara tradisonal.
• Jagalah sanitasi rumah kita
• Simpan makanan dalam wadah tertutup rapat agar tak menjadi santapan kecoa.
• Segera bersihkan makanan yang tercecer
• Buanglah sampah ke luar rumah. Jangan biarkan sampah menumpuk di dalam rumah semalaman.
• Kita juga dapat menyiram telur kecoa dengan air panas untuk mencegah penetasan.
• Daun salam juga dapat mengusir kecoa, dengan cara meletakkan daun salam di tempat-tempat yang disukai kecoa, pojok dapur misalnya.
Semoga dengan mengikuti tips-tips berikut, dapat memberantas komunitas kecoa di rumah kita. Silakan mencoba!

Senin, 19 April 2010

Kiat Sukses Dengan Ide Kreatif

Di kancah yang semakin modern ini semakin banyak saja persaingan dalam dunia kerja. Bahkan, dari realita sekarang ini masih sangat banyak lulusan S1 yang menganggur. Mereka hanya berbekal gelar, tanpa keterampilan. Hal ini, sangat dihindari oleh para mahasiswa pemula. Tidak hanya dalam dunia kerja yang memiliki persaingan. Dalam dunia perkuliahan pun masing-masing kampus menunjukan kredibilitasnya. Maka tak jarang mereka mencari jaringan seluas mungkin, baik secara eksternal maupun internal.

Untuk menanggulangi jumlah pengangguran di Indonesia yang semakin meningkat, maka pada tahun 2008, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganjurkan untuk meningkatkan perekonomian dari segi kreatifitas. Industri kreatif adalah suatu industri atau lingkungan kerja yang di dasari oleh ide-ide baru dalam diri seseorang. Oleh karena itu, pemerintah mendirikan Politeknik Negeri Media Kreatif (PoliMedia), guna menjalankan ide kreatif Presiden tersebut.
Dalam persaingan sangat diperlukan sesuatu yang unik dalam diri salah satunya dengan munculnya ide kreatif seseorang. Seringkali kita merasa sulit atau mandek mencari ide atau gagasan kreatif . bahkan untuk mendapatkan sebuah ide saja, rasanya otak ini sudah buntu. Ide dapat muncul sewaktu-waktu, kapanpun, dimanapun. Oleh karena itu, jangan biarkan ide brilian kita terlewat begitu saja! akan lebih baik kalau kita, menulis setiap gagasan baru di dalam catatan kita.

Suatu kondisi yang nyaman dan dinamis sangat dibutuhkan untuk menyuburkan lahan-lahan ide kreatif. Lingkungan yang dinamis berarti penuh dengan semangat dan tenaga untuk bergerak maju. Lingkungan dengan budaya open mind juga memberikan ruang gerak yang sehat untuk berkreasi. Ide adalah sesuatu hal yang dicetuskan untuk menyelesaikan sesuatu masalah tertentu. Sedangkan ide kreatif adalah sesuatu yang baru, yang bisa saja belum pernah dipikirkan oleh orang lain dan tentunya berguna untuk sesuatu masalah.

Salah satu contoh memanfaatkan ide kreatif kita adalah dengan memanfaatkan bakat menulis. Tahap pertama yang dapat dilakukan seorang penulis adalah menemukan gagasan atau ide tengtang apa saja yang hendak ditulis atau diteliti. Ada baiknya, setiap tulisan yang kita buat memiliki data yang cukup akurat. Cara observasi pun dapat dilakukan seorang penulis, sehinggga mampu menguatkan fakta dari tulisan tersebut.
Setelah menemukan ide, tahap kedua adalah mewujudkan ide tersebut. pada tahap ini dapat dikatakan hal yang sulit dilakukan. Karena seorang penulis harus bersifat objektif. Oleh karena itu, kegagalan sering terjadi pada tahap realisasi ini.

Ide kreatif memang tidak muncul begitu saja, kita harus memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman. Beberapa hal yang dapat memunculkan ide kreatif yaitu; Dengan membaca. Pepatah mengatakan “ Buku adalah gudang ilmu”. Hal ini sangat benar keberadaannya. Dengan membaca kita dapat menambah kosa kata dalam berbahasa. Secara tidak langsung pun kita dapat mengetahui gaya selingkung tiap penulis.

Hal kedua, kita harus rajin mengamati setiap keadaan di sekitar kita. Setiap realita yang terjadi di sekeliling kita dapat menjadi sumber informasi. Selain itu, kita juga harus banyak referensi dalam menulis. Sehingga tidak terkesan monoton.

Hal ketiga yaitu, kita harus sering berdiskusi dengan seseorang yang sudah berpenglaman dalam menulis. Misalnya, ketika ada seminar mengenai dunia tulis menulis ada baiknya, kita ikut aktif dalam berdiskusi sehingga dapat menambah wawasan dalam menulis.
Apabila, tiga hal tersebut sudah dilakukan, maka hal terakhir yang tidak boleh kita tinggalkan yaitu berdoa kepada Tuhan. Ketiga hal tersebut tidak dapat kita lakukan, jika kita tidak meminta bimbingan dari-Nya.

Demikian, beberapa hal yang perlu dilakukan dalam dunia tulis menulis. Apabila, kita memiliki bakat menulis, jangan pernah meremehkan bakat tersebut. sebaliknya, kita harus mendalaminya lebih detail. Seseorang akan berhasil tidak hanya dari bidang akademik, melainkan dari kreatifitas itu sendiri. Jika, seluruh masyarakat di Indonesia ini memahami potensi yang dimilki masing-masing individu, maka dapat dipastikan tingkat pengangguran pun akan berkurang. So, jangan takut untuk terus berkarya dan berinovasi!!!

Selasa, 13 April 2010

Rokok, Racun yang Mematikan

Hingga saat ini, semakin berkembangnya penduduk dunia semakin bertambah pula produk pemasaran. Salah satunya produk rokok yang semakin meningkat saja, di kancah internasional. Khususnya di Indonesia konsumen rokok menduduki peringkat ke tiga di dunia. Dari data di Indonesia, sebagian besar perokokberasal dari kalangan penduduk miskin. Secara tidak disadari, keluarga miskin meningkatkan alokasi anggaran rokok yang mengakibatkan anggaran untuk makanan pokok harus dikurangi.

Dari dulu, hingga sekarang yang namanya merokok selalu membawa penyakit, khususnya anggota tubuh yang paling vital seperti, jantung dan paru-paru. Tidak hanya itu, hinggga saat ini diketahui bahwa racun rokok dapat menurunkan IQ (Intelegence Question). Berdasarkan penelitian, merokok satu bungkus per hari atau lebih, dapat menurunkan IQ tujuh setengah poin lebih rendah daripada non-perokok. Para remaja yang merokok secara teratur cenderung memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah mencolok daripada yang bukan perokok. Menurut studi, lebih dari 20.000 orang dewasa yang melakukan perawatan di Medical Center di Tel Hashomer Rumah Sakit di Israel.

Hasilnya, perokok yang berusia 18-21 tahun ditemukan memiliki IQ 94, sedangkan non-perokok pada usia yang sama rata-rata 101. Mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari memiliki IQ sangat rendah sekitar 90. Kecerdasan rata-rata nilai IQ berkisar 84-116 poin. Tak hanya perokok yang memiliki IQ lebih rendah dari mereka yang tidak merokok. Namun, perokok pasif yang tinggal bersama di lingkungan para perokok juga akan terkena imbas sama. Meskipun bukan perokok, namun tinggal bersama di lingkungan berasap rokok juga bisa memiliki IQ yang lebih rendah dari mereka yang tinggal di lingkungan tanpa asap rokok.

Apabila kita lihat berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan rokok hanya dapat menyebabkan kerugian individu. Meski, ia dapat memberikan devisa secara tidak langsung terhadap Negara. Akan tetapi, kerugian hanya menjadi petaka oleh tiap individu. Oleh karena itu, sedari dini kita harus mengetahui dampa-dampak secara tidak langsung oleh kondisi tubuh kita. Jangan hanya nikmat di mulut seketika, dan tidak bertahan lama di dalam tubuh. Apabila, hal sekecil ini sudah dapat dihindari oleh para remaja, maka bangsa yang cerdas pun menjadi harapan di masa depan.